Profil Desa Kapulogo

Ketahui informasi secara rinci Desa Kapulogo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kapulogo

Tentang Kami

Profil Desa Kapulogo, Kepil, Wonosobo, pusat agribisnis cengkeh dan kopi dengan panorama alam memukau. Kenali data demografi, potensi ekonomi, budaya lokal yang kaya, dan peluang pengembangan sebagai desa wisata berbasis alam.

  • Sentra Perkebunan Cengkeh dan Kopi

    Desa Kapulogo dikenal sebagai salah satu penghasil cengkeh berkualitas tinggi dan kopi robusta di Kecamatan Kepil, yang menjadi penopang utama perekonomian masyarakat.

  • Kekuatan Tradisi Guyub Rukun

    Kehidupan sosial warganya sangat erat dengan nilai gotong royong dan kebersamaan (guyub rukun), yang tercermin dalam berbagai kegiatan sosial dan pelestarian adat.

  • Potensi Wisata Alam Tersembunyi

    Dengan topografi perbukitan, pemandangan alam yang hijau, dan udara sejuk, Kapulogo memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata dan agrowisata.

XM Broker

Menempati kawasan perbukitan yang asri di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Desa Kapulogo hadir sebagai etalase desa agraris yang tangguh dan kaya akan potensi. Desa ini menjadi salah satu pilar utama perkebunan cengkeh dan kopi di wilayahnya, yang tidak hanya menggerakkan roda ekonomi lokal tetapi juga membentuk karakter sosial masyarakatnya. Profil Desa Kapulogo adalah cerminan dari harmoni antara kerja keras mengolah alam, kekayaan budaya dan visi untuk masa depan yang lebih cerah.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Kapulogo terletak pada ketinggian rata-rata 750 meter di atas permukaan laut (mdpl), memberikannya anugerah iklim sejuk yang sangat cocok untuk budidaya tanaman perkebunan. Luas wilayah Desa Kapulogo yakni sekitar 420 hektare, didominasi oleh lahan perkebunan cengkeh dan kopi, tegalan, serta area permukiman yang menyebar di antara kontur perbukitan yang hijau.Secara administratif, batas-batas wilayah Desa Kapulogo ialah sebagai berikut:

  • Berbatasan dengan Desa Tanjunganom.

  • Berbatasan dengan Desa Kalipuru.

  • Berbatasan dengan Desa Teges Wetan.

  • Berbatasan dengan Desa Gadingrejo.

Berdasarkan data kependudukan terakhir, Desa Kapulogo memiliki jumlah penduduk sekitar 4.100 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduknya mencapai kurang lebih 976 jiwa per kilometer persegi. Struktur populasi didominasi oleh usia produktif, dengan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani perkebunan. Fakta ini menegaskan bahwa sektor agribisnis merupakan urat nadi kehidupan dan perekonomian desa.

Pemerintahan dan Struktur Organisasi Desa

Sistem pemerintahan di Desa Kapulogo berjalan secara terstruktur di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang didukung oleh perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Fokus utama pemerintahan desa yaitu pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi potensi lokal dan pembangunan infrastruktur yang merata. Perencanaan pembangunan dilakukan melalui mekanisme musyawarah desa, memastikan bahwa setiap program yang dijalankan merupakan cerminan dari aspirasi dan kebutuhan nyata warga.Kepala Desa Kapulogo dalam sebuah pernyataan publik menekankan pentingnya inovasi di sektor pertanian. "Tantangan kita ke depan yaitu bagaimana meningkatkan nilai jual dari cengkeh dan kopi Kapulogo. Kami mendorong para petani, terutama generasi muda, untuk tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga mulai melirik pengolahan pascapanen. Pemerintah desa siap memfasilitasi pelatihan dan akses pasar," ungkapnya. Pernyataan ini menunjukkan visi yang jelas untuk membawa produk lokal naik kelas.

Potensi Ekonomi Utama

Perekonomian Desa Kapulogo sangat bergantung pada dua komoditas unggulan: cengkeh dan kopi robusta. Perkebunan cengkeh rakyat telah menjadi sumber pendapatan utama selama beberapa dekade. Kualitas cengkeh dari Kapulogo dikenal baik karena aroma dan kadar minyak atsirinya yang tinggi, menjadikannya komoditas yang dicari oleh industri rokok kretek dan farmasi. Saat musim panen raya tiba, aktivitas ekonomi di desa ini meningkat secara signifikan.Selain cengkeh, perkebunan kopi robusta juga menjadi andalan. Kopi yang dihasilkan memiliki cita rasa khas dataran tinggi Wonosobo. Meskipun sebagian besar masih dijual dalam bentuk biji mentah (green bean) ke tengkulak, geliat usaha pengolahan kopi di tingkat desa mulai tampak. Beberapa pemuda telah memulai usaha penyangraian (roastery) skala rumahan untuk memasok pasar lokal dan kafe-kafe di sekitar Wonosobo.Di luar dua komoditas tersebut, masyarakat juga menanam tanaman tumpang sari seperti kapulaga, lada, dan aneka sayuran untuk menambah pendapatan. Sektor peternakan, terutama kambing dan ayam kampung, juga berkembang sebagai usaha sampingan yang membantu ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.

Infrastruktur dan Fasilitas Publik

Pembangunan infrastruktur dasar di Desa Kapulogo terus digalakkan untuk menunjang konektivitas dan kualitas hidup warga. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan sudah dalam kondisi beraspal, meskipun beberapa jalan dusun masih berupa jalan beton atau perkerasan. Kondisi jalan yang memadai sangat vital untuk kelancaran pengangkutan hasil panen.Jaringan listrik dari PLN telah menjangkau seluruh wilayah permukiman, begitu pula dengan layanan sinyal telekomunikasi dari beberapa operator besar yang cukup stabil. Untuk fasilitas pendidikan, terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang melayani kebutuhan pendidikan dasar anak-anak desa. Di sektor kesehatan, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan posyandu rutin memberikan pelayanan kesehatan preventif dan kuratif bagi masyarakat, terutama ibu dan anak. Sarana ibadah seperti masjid dan musala juga tersebar di setiap dusun, berfungsi sebagai pusat spiritual dan sosial.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat Desa Kapulogo hidup dalam tatanan sosial yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi "guyub rukun" sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari, di mana warga saling membantu dalam berbagai kegiatan, mulai dari proses tanam dan panen, perbaikan rumah, hingga penyelenggaraan upacara adat dan keagamaan. Ikatan sosial yang kuat ini menjadi modal penting dalam menjaga harmoni dan menyelesaikan berbagai persoalan komunal.Di ranah budaya, kesenian tradisional masih menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan masyarakat. Grup-grup kesenian lokal seperti Rebana dan Shalawatan rutin mengadakan latihan dan tampil dalam berbagai perayaan desa. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana hiburan tetapi juga sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan dan melestarikan budaya lokal kepada generasi muda.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Sebagai desa agraris, tantangan terbesar yang dihadapi Desa Kapulogo yaitu volatilitas harga komoditas cengkeh dan kopi di pasar global yang berdampak langsung pada pendapatan petani. Selain itu, serangan hama dan penyakit tanaman serta dampak perubahan iklim menjadi ancaman nyata terhadap produktivitas perkebunan. Regenerasi petani juga menjadi isu krusial, di mana kaum muda perlu didorong untuk melihat sektor pertanian sebagai profesi yang menjanjikan.Namun Desa Kapulogo menyimpan prospek masa depan yang cerah. Pengembangan sektor pariwisata berbasis alam dan pertanian (agrowisata) menjadi peluang yang sangat potensial. Lanskap perbukitan yang indah, hamparan kebun cengkeh dan kopi, serta udara yang sejuk merupakan daya tarik utama. Wisatawan bisa ditawari paket edukasi tentang budidaya cengkeh dan proses pengolahan kopi, serta menikmati keindahan alam melalui jalur trekking atau bersepeda. Jika dikelola dengan baik, pariwisata dapat menjadi sumber ekonomi baru yang berkelanjutan.

Penutup

Desa Kapulogo merupakan potret sebuah desa yang hidup dan bertumbuh dari kekayaan alamnya. Dengan cengkeh dan kopi sebagai tulang punggung ekonomi, serta dilandasi oleh semangat kebersamaan